-Ketua Forum Peduli Masyarakat Miskin (FPMM) Cabang Jakarta Timur

-Sekretaris Forum Redam Korupsi (FORK) Cabang Jakarta Timur

Sabtu, 07 September 2013

Sisi Lain dari Perilaku Korupsi

Dimana-mana orang membahas tentang korupsi, baik di warung kopi, dalam bus, diatas motor, di ruang ber-AC bahkan didalam ruang yang sering menjadi tempat korupsi. Dan ketika banyak orang berbicara tentang korupsi, ada dua sisi lain yang selalu saya tangkap maknanya dan sekaligus mengkritik hal dasariah tentang manusia.
 
Pertama, perilaku korupsi: the background of human yang selalu muncul dipermukaan tanpa ada sinar yang terang. Korupsi adalah membuat orang lain hidup susah, miskin, bahkan stress dan bunuh diri. Sedang koruptor, hidup tanpa ada masalah, masa bodoh, tidak mau tahu, dan bahkan merasa bahwa dunia ini hanya milikinya sendiri. Mengapa? Dia punya semuanya dan bisa menikmati apa saja. Ketika ‘the background of human yang gelap ini muncul, pola pikir dan jalan keluar untuk orang lain tidak ada lagi. Dunia terasa sempit baginya karena orang lain adalah nilai jual tanpa makna yang telah direbutnya. Dia menyadari dirinya sebagai koruptor ketika telah duduk di kursi pesakitan. Itu pun masih antara sadar dan tidak sadar dia adalah koruptor atau bukan.
 
Kedua, solusi yang diberikan dalam setiap diskusi untuk memiskinkan koruptor adalah jalan buntu yang diambil diskursus yang nota bene adalah sebagai peluang bagi orang lain untuk ruang korupsi. Maka solusi yang ditawarkan dalam setiap diskusi tentang korupsi adalah jalan keluar tanpa mempunyai nilai untuk orang lain. Jalan keluar dari korupsi yang merupakan hasil diskusi, tanpa sadar atau tidak sebenarnya masih tetap membuka ruang untuk orang lain korupsi. Bahkan peserta diskusi yang tiba-tiba menerima berita bahwa dirinya adalah koruptor, masih berjuang untuk menyembunyikan perilakunya yang korup dari orang lain. Seakan benar-benar jalan yang tidak mempunyai jalan lagi. Buntu!
 
Maka dalam sisi lain dari korupsi yang ditawarkan ini, adalah tidak perlu diskusi tapi hanya dibutuhkan hukum negara dan penegak hukum yang tegas, dan tidak ada jalan lain, selain koruptor divonis terhukum tapi bebas hanya diperlakukan dengan setiap hari memakai baju dan setiap bajunya ditulis dengan huruf besar: SAYA KORUPSI, KARENA ITU WAJIB LAPOR. Sehingga semua orang yang akan membaca tulisan itu membuatnya terhukum dan dengan demikian menjadi status hukum sosial.