Dulu, beberapa bulan yang lalu atau mungkin beberapa tahun yang
lalu, ada pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang teman; “Kenapa sih
kok Orang miskin di Indonesia itu, orang Islam semua?”
Sebenarnya
masalah kemiskinan bukan masalah agama yang dianut. Apalagi kita hidup
sekarang ini dalam tatanan Negara kesatuan yang dipimpin oleh
pemerintahan dengan seorang Presiden. Jadi urusan miskin itu sama sekali
bukan urusan agama apa yang dianut. Tapi ini urusan Negara yang memang
“ngga becus” mengurusi keserasian dan keseimbangan ekonomi negara.
Ya
kalau di Indonesia, kita akan menemukan orang miskin yang bertebaran di
saentero Indonesia ini ya orang Islam semua. Karena memang Indonesia
adalah Negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Bukan hanya
orang miskin, tapi juga ada anak gelandangan, anak jalanan, pengemis,
perampok, tukang jambret, sampai orang gilanya dan segala macamnya yang
berhubungan dengan nilai negative suatu Negara.
Kalau kita lihat
di Negara selain Indonesia, seperti Yunani yang sedang dilanda krisis,
atau kita ke Cina, atau juga Amerika Serikat bahkan. Orang-orang miskin
dan pengangguran yang kita dapati di Negara-negara tersebut ya pasti
berlatar belakang agama yang dipeluk oleh mayoritas Negara tersebut.
Pengangguran
dan gelandangan di Amerika bukan orang Islam, tapi orang katolik atau
mungkin Atheis yang tidak mempercayai Tuhan. Kalau di Spanyol dan
Yunani, kita akan mendapati orang Miskin dan pengangguran di negara
tersebut bukan orang Islam, tapi agama lain yang menjadi agama mayoritas
di negeri tersebut. Di Cina, pengangguran dan orang gelandangan di situ
adalah orang-orang beragama Konghucu dan agama Animisme lainnya.
Jadi
urusan kemiskinan di suatu Negara tidak bisa diidentikkan dengan agama
yang dianut oleh pelaku kemiskinan tersebut. Ini terjadi karena memang
para perangkat Negara ini yang punya kinerja buruk sehingga menimbulkan
banyak sekali kesenjangan social dan ekonomi di mana-mana. Kalau boleh
meminjam judul lagunya Bang Haji Oma, “Yang kaya makin kaya yang miskin
makin miskin” akibat ulah para petinggi dan pemangku
kepentingan di negara ini yang sudah bobrok moralitasnya.
kepentingan di negara ini yang sudah bobrok moralitasnya.
Coba
kita tengok, Negara muslim lain yang sedang maju, hebat dan berkembang
pesat. Ada Qatar, Uni Emirat Arab, Turki, Arab Saudi bahkan dan juga
tetangga samping kita ini Malaysia. Secara keseluruhan kita bisa
mengatakan bahwa ekonomi Negara tersebut baik, bahkan sangat baik
sekali. Mereka-mereka inilah Negara yang dengan harmoni bisa memadukan
kemajuan teknologi dengan keterampilan sumber daya Manusianya, sehingga
menjadikan negaranya Negara yang jauh berkembang pesat bahkan bisa dibilang melebihi kemampuan Negara-negara non-muslim di Eropa sana. Dan apakah kita masih akan mengatakan bahwa hanya orang non-muslim saja yang bisa berkembang. Sedangkan Orang Islam miskin? Tentu tidak!
menjadikan negaranya Negara yang jauh berkembang pesat bahkan bisa dibilang melebihi kemampuan Negara-negara non-muslim di Eropa sana. Dan apakah kita masih akan mengatakan bahwa hanya orang non-muslim saja yang bisa berkembang. Sedangkan Orang Islam miskin? Tentu tidak!
Jelas
sekali, ini bukan masalah agama dan keyakinan. Ini masalah ekonomi yang
tidak merata karena diatur oleh orang-orang yang amat sangat tidak
berkompeten di bidangnya dan memiliki segudang kepentingan kelompok
masing-masing.
Karena tidak ada satu pun agama di dunia yang
menganjurkan umat-Nya untuk jadi Miskin, atau bermalas-malasan saja di
rumah tanpa bergerak karena Tuhan telah menyiapkan rezekinya untuk
mereka. Lalu ia hanya berdiam diri ditempat ibadah kemudian memandang
kitab suci sambil mengingat Tuhannya tanpa harus ia bekerja keluar
rumah. Tidak ada yang seperti itu.
Dalam Islam pun demikian.
Banyak ayat dan hadits-hadits Nabi yang menggambarkan dan menyuarakan
umatnya untuk terus bekerja mencari dan menjemput rizki Allah dengan
segala cara yang memang itu dihalalkan. Pun juga banyak kita dapati ayat
dan hadits yang menyebutkan tentang keutamaan orang berharta dibanding
yang tidak
berharta. Dan memang Islam selalu menganjurkan umatnya untuk terus menegakkan syariat agama ini, dan salah satu caranya ialah dengan harta.
berharta. Dan memang Islam selalu menganjurkan umatnya untuk terus menegakkan syariat agama ini, dan salah satu caranya ialah dengan harta.
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu. Dan janganlah kau lupa bagianmu di dunia” (QS AL-Qashash 77)
Dalam
sebuah riwayat juga diceritakan bahwa Sayyidina Umar bin Khaththab
pernah memarahi seorang yang tidak pernah keluar dari masjid. Yang ia
kerjakan hanya berdzikir dan berdoa sehingga membuat marah sang Amirul
Mukminin, “keluar kamu dari masjid! Sesungguhnya langit tidak akan menurunkan emas dan perak jika kau tak bekerja!”.
Dan
Sayyidina Umar terkenal memang beliau sangat membenci orang-orang yang
berpangku tangan kepada orang lain tanpa mau bekerja. Walaupun ia
seorang yang ahli ibadah.
Lalu kalau dikatakan: “Iya mereka miskin
itu kan karena para pejabat dan petinggi negaranya yang doyan korupsi.
Nah mereka yang korupsi itu juga kan orang Islam!”
Harusnya
perkataan ini juga ditujukan kepada Negara-negara lain di luar Islam.
Orang-orang di Afrika, Nigeria, Amerika, Cina, Yunani, Rusia juga miskin
karena ada kesenjangan ekonomi yang dilakukan oleh para petinggi dan
pejabat Negara yang bersangkutan. Lalu apakah para koruptor di
negara-negara miskin di dunia itu orang Islam semua? Tentu tidak!
Kenapa
tidak kita katakan saja seperti ini: “Orang-orang Saudi, Qatar, UEA,
dan Malaysia juga sejahtera karena para petinggi Negara
tersebut beramanah dalam menjalankan tugasnya. Dan mereka itu semua
orang Islam. Berarti Islam amat sangat tidak tertinggal”.
Jadi ini
bukan urusan apa agama dia? Karena tidak ada agama di dunia ini yang
mengajarkan jadi miskin dan terbelakang. Kembali pada pribadi mereka
masing-masing, benarkah para koruptor itu memahami nilai yang dibawa
oleh agamanya yang amanah? Apakah para orang miskin itu benar-benar
beriman dan menjalankan semua anjuran agamanya untuk menjadi lebih baik?
Karena
tidak semua orang Islam, menjiwai nilai keIslaman dalam hidupnya. Tidak
semua orang katolik menghayati nilai luhur Kristus dalam kesehariannya.
Tidak semua orang Budha menjadi Budhist sejati yang agung, dan
seterusnya dan seterusnya.
Jadi jangan hujat agamanya!
Wallahu A’lam.